Kalem di Amed
Amed ada di Bali bagian timur. Bali bagian ini termasuk daerah yang jarang dieksplor oleh banyak turis. Yaaah selain karena maklum juga jauh dari bandara, menjangkaunya juga agak susah dengan transportasi umum. Jadi pilihan praktisnya kalau nggak nyetir mobil atau motor sendiri, atau sewa orang buat antar jemput.
Kesan pertama Amed ini kalem banget. Kami ke sana untuk sertifikasi diving, sekalian eksplor daerah sana yang belum pernah kami jangkau. Karena tujuannya diving, jadi ya kami menghabiskan banyak waktu di laut dan menyelesaikan sertifikasi diving level 2. Tapi ketika nggak diving, kami menikmati waktu dengan jalan ke pantai, makan bakso depan indomart, dan hampir tiap malam makan di warung yang ada di pantai. Bener-bener ikan terenak yang pernah gw makan.
Amed ini daerah yang masih kerasa banget desanya. Jalanan di sana kecil sekali, cukup untuk dua lajur mobil saja dari dua arah. Banyak hotel di dekat pantai, tapi banyak juga homestay di sekitar rumah penduduk. Gunung Agung di Amed keliatan besar banget, karena jaraknya juga deket banget dari situ. Rasanya di Amed tuh deket Gunung Agung, tapi ke pantai juga deket.
Turis yang datang ke Amed kebanyakan dengan tujuan diving, atau water sport lainnya. Meskipun Amed nggak seramai Bali bagian selatan tapi Amed sangat ramai dengan divers. Walaupun mereka nggak tinggal di Amed, mereka dateng dari penjuru Bali khusus untuk diving di Amed, Tulamben dan sekitarnya. Karena di sana ada spot diving ship wreck yang terkenal itu. Di situ juga gw diving terdalam sampai 28 meter dan pusing seharian setelahnya.
Nah satu hal lain yang terkenal dari Amed adalah produksi garam laut yang dipakai warga lokal juga untuk masak. Ini nama kerennya sea salt ya. Kalau beli sih sekilo mungkin nggak sampai 50 ribuan tergantung siapa yang jual. Tapi beneran garamnya enak banget!Buat gw sebagai orang yang berkunjung aja, orang Amed keliatan hidupnya santai banget. Yang punya warung langganan gw tuh si ibunya masak, jaga warung, sedangkan suaminya pergi mancing buat stok ikan mereka. Makanan mereka sedapatnya ikan dari hasil mancing. Beliau juga nawarin kalau mau ikut mancing boleh, bisa pagi atau sorenya. Beliau bilang pernah mancing hampir ke Gili Trawangan.
Tapi sayangnya, jalanan di Amed tuh yang mengarah deket pantai berlubang banget. Padahal jalan di desanya masih bagus. Trus kalau tiba-tiba perlu ke apotek, ada kok apotek samping Indomart. Ada juga klinik depan Indomart situ. Tapi ya kliniknya harga internasional.
Bagi gw, Amed amat menyenangkan. Cocok untuk didatangi orang yang bisa menikmati ketenangan dan sepi. Karena saking sepinya, jalanan jam 8 malem aja rasanya seperti jam tengah malam. Mungkin akan kurang cocok untuk orang yang suka keramaian.
Kalau punya kesempatan ke Amed, jangan lupa diving di sana. Dijamin nggak pengen naik ke daratan 😆
Comments
Post a Comment