Jangan Lupa Pakai Guide Saat ke Rijksmuseum di Amsterdam

Gaya flexing jaman dulu

Dulu gw mengira kalau guide itu cuma buang-buang uang aja. Karena suami gw kebetulan selalu membaca sebelum mendatangi tempat, yang kemudian dia akan ceritakan kenapa dan apa ke gw. Jadi buat gw, dia adalah tour guide gw. 

Tapi ternyata gw salah. Pakai guide itu akan sangat membuka wawasan sekali. Pertama kali kami pakai guide waktu di Hagia Sophia. Informasi yang kami dapatkan memang saling silang dengan informasi yang dipelajari suami dan papanya. Jadi seru. Kadang di banyak tempat akan disediakan juga audioguide yang bisa dipinjam. 

Guide kedua yang kami pakai adalah dari Rijksmuseum. Pertama denger juga buat gw kok "HAH ngapain masuk museum pake guide? Kan yang kita liat kebanyakan nanti lukisan juga dan benda-benda bersejarah."

Tentu saja gw bilang, "Oh ya boleh laah. Coba aja yuk." Cuma nambah EUR 7,50 per orang aja kalau pakai guide. 

Suami gw pesan tiket online dari website Rijksmuseum. Bisa klik di bagian tiket untuk masuk ke pembelian tiket. Kalau punya museumjaarkaart enak ya, bisa gratis masuk Rijksmuseum. Museumjaarkaart ini ada abonemen tahunannya ya, jadi kalau dibilang gratis tis ya enggak.  

Balik lagi ke tiket online tadi. Setelah klik bagian volwassene (dewasa), isi aja berapa orang dewasa yang masuk. Setelah itu klik bagian bawah yang ga verder. Setelahnya tinggal pilih opsi yang tersedia. Kalau mau guide tinggal tambahkan rondleiding dan pilih hari dan jam berkunjungnya karena kan pakai guide ya, ada yang nuntun. Waktu itu gw jalan jam 1300. Tenang aja kalau nggak bisa beli via website, tinggal beli via kasir aja. Masih ada orang yang jaga kok. Dan guide bisa dipilih dalam Bahasa Belanda atau Bahasa Inggris.



Lalu, enaknya pakai guide apa?

Koleksi Rijksmuseum ini nggak ecek-ecek. Buanyak banget. Guide hanya menemani selama satu jam. Jadi dalam waktu satu jam itu, dia akan memilih hal-hal yang menurut dia esensial (bisa sangat personal sekali) dan dia akan beberkan kenapa dan apa ini. Jadi penjelasan antar guide bisa saja berbeda topik atau objek. 

Dari situ gw jadi tahu kalau Nacht wacht karya Rembrandt itu lukisan yang udah dipotong kanan kirinya kira-kira 15-30cm karena dulunya ada di istana negara trus kegedean waktu dipindah ke Rijksmuseum dan nggak cukup masuk akhirnya harus dipotong. Gw juga jadi tahu kalau itu kemungkinan besar lukisan satu-satunya yang punya emergency exit. Waktu beliau bilang emergency exit, kami refleks dongak ke atas. Tapi ternyata exitnya ada di bawah. Jadi kalau sewaktu-waktu ada kebakaran atau bencana atau apapun, mereka bisa langsung simpan lukisan itu di tempat aman dalam waktu singkat. Ini juga jadi lukisan terbesar di Rijksmuseum. 

Sedang direstorasi

Guide juga menjelaskan keisengan pelukis yang berusaha membengkokkan hukum fisika di lukisannya. Harusnya nggak keliatan cahaya di situ tapi dia kasih cahaya yang meninggalkan pertanyaan buat penikmat lukisannya.


Tapi karya yang menarik buat gw adalah karya Van Gogh yang ini. Sekilas memang gayanya terlihat seperti bukan gaya Van Gogh. Karena beda sekali dengan lukisan lainnya seperti Starry Night. Gw suka yang ini karena ada sidik jari Van Gogh. Dari mana? Waktu selesai melukis, dia buru-buru masukin lukisan ini ke kotak dan jarinya pegang lukisan basah itu. Jadi waktu kering, terlihat membekas jempolnya. Gw suka banget ini. Rasanya seperti manusiawi sekali. 

Bekas jempol di kiri atas

Guide-nya juga bilang kalau Van Gogh ini satu-satunya pelukis yang karyanya masuk ke Rijksmuseum beserta orangnya juga. Karena waktu museum ini berdiri, Van Gogh masih hidup dan beliau masuk ke sini untuk melihat karya lukisan lainnya. 


Guide pun sangat interaktif dan bertanya, 
"Do you know why in the old paintings they dont smile?
Ya tentu saja gw jawab, "Because life was hard?"
Lalu dia nyaut balik, "I know right, I am not sure I can survive there."
"You and me, Sir!

Tapi bukan itu ya jawabannya ya. Karena melukis jaman dulu karena manual, modelnya harus diem di tempat selama berjam-jam. Orang akan capek juga kalau disuruh senyum. Tiap perubahan goresan di senyuman itu juga akan bikin sulit untuk dibekukan dalam goresan. Di lukisan di bawah ini gw suka banget gimana ada blur dalam lukisan di bagian senyum anak-anak tapi goresannya jelas banget di kucingnya. 


Gw dari dulu nggak suka ke museum yang banyak lukisannya karena bagi gw itu nggak menarik selama gw nggak mengenal cerita di baliknya. Gw nggak peduli jenis goresannya seperti apa, warnanya sebagus apa kalau gw nggak mengenal sejarah di balik lukisan tersebut. Ternyata, setelah mengenal siapa pelukisnya, ceritanya apa, gw bisa banget menikmati lukisan tersebut. Jadi bisa gw bilang kalau sewa guide untuk melihat lukisan itu sangat menguntungkan. I changed my mind.

Setelah waktu bersama guide usai, kita masih bisa keliling museum sendirian sampai puas. Mau dari buka sampai tutup nggak masalah juga.  

Rijksmuseum ini ada di Museumplein ya. Jadi keluar Rijksmuseum, ngesot dikit udah nyampe museum yang lainnya. 

Comments

Popular Posts